Kasidah Cinta
Oleh: Jalaluddin Rumi
Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata, kusimpan kasih-Mu
dalam dada.
Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu, segera saja bagai duri
bakarlah aku.
Meskipun aku diam-tenang bagai ikan, namun aku gelisah pula bagai
ombak dan lautan.
Kau yang telah menutup rapat bibirku, tariklah misaiku ke dekat-
Mu.
Apakah maksud-Mu? Mana aku tahu? Aku hanya tahu bahwa aku
siap dalam iringan ini selalu.
Kukunyah lagi mamahan kepedihan mengenangmu.
Bagai unta memamah biak makanannya, dan bagai unta yang geram
mulutku berbusa.
Meskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara, di hadirat Kasih
aku jelas-nyata.
Aku bagai benih di bawah tanah, aku menanti tanda musim semi,
Hingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi, dan tanpa
kepalaku sendiri aku dapat menggaruk-belai kepala pula.
(Sumber: Kasidah Cinta, Budaya Jaya, hal. 138, Terjemahan Hartoyo Andangjaya)
PUISI KASIDAH CINTA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar